Sejak zaman Aristoteles, Neo-Platonisme hingga Muslim peripatetik, hubungan antara sebab dan akibat telah diyakini pasti, tanpa campur tangan langsung dari Tuhan. Bahkan, kini di dalam sains modern, jejak Tuhan di alam ini telah dihilangkan”, kata S.H. Nasr.
Dalam kitabnya Tahafut al-Falasifah imam al-Ghazali tegas membantah hubungan sebab-akibat itu tidak pasti”. Sebab, di dalam kausalitas terdapat kehendak sang Pencipta. Di Barat, pandangan ini disebut dengan Creationism” dan tentu banyak ditolak saintis. Hingga kini, penolakan itu masih terus saja terjadi. John F. Haught, misalnya, menganggap kreasionisme memiliki cacat-cacat serius. lan G. Barbour menyatakan, doktrin tentang Tuhan yang Mahakuasa dan Maha Pencipta sulit didamaikan dengan pandangan ilmiah.
Penasaran dengan wacana yang tidak pernah lekang ini, Hamid Fahmy Zarkasyi tidak puas dengan bantahan aI-Ghazali di dalam Tahafut. ia menggali konsep kausalitas _aI-Ghazali dari karya-karyanya yang lain. Tujuannya untuk menemukan konsep kausalitas dalam bangunan worldview yang koheren, terutama bangunan konsep realitas dan ilmu pengetahuan. Harapannya, bisa memberi kontribusi bagi usaha-usaha dalam lslamisasi sains modern.
(Buku) ini ditulis dengan metodologi yang excellent, sangat signifikan dalam kajian sejarah filsafat. Hamid Fahmy Zarkasyi adalah yang pertama kali mengidentifikasi worldview Islam dalam teori kausalitas al-Qhazali. Sebab, banyak kajian tentang teori kausalitas aI-Ghazali, namun semua melewatkan poin terpenting ini, sehingga menganggap al-Ghazali mengingkari kausalitas. Saya senang, penulis buku inijustru menemukan poin penting yang dilewatkan banyak pengkaji al-Ghazaii. inilah sebenarnya kekuatan dan daya tarik dari buku ini.” (Prof. Dr. Alparslan Akgen)