Beriman kepada Allah dan membenarkan ajaran Rasul-Nya adalah pondasi yang paling mendasar dalam struktur berislam (‘aqidah). Sebab keimanan ini akan menjelma menjadi cara pandang, framework dan worldview bagi seorang Muslim dalam menjalani kehidupannya. Aqidah bukan sekadar soal keyakinan, tetapi juga sebagai ilmu. Sebab keyakinan yang benar harus berasaskan ilmu, fa’lam annahu la ilaha illallah, kenalilah dengan ilmu bahwa tiada Tuhan selain Allah. Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah dan hukum halal, haram, wajib, sunnah dan makruh, tetapi juga mengatur umatnya sejak cara berfikirnya. Inilah Islam yang menjadi Asas Pandangan Hidup (worldview) dan motor pembangkit peradaban (din-tamaddun-madinah).
Kurangnya kepedulian kepada pemikiran Islam dan ilmu Kalam, karena dianggap terlalu berat dan tidak praktis, bahkan diharamkan oleh sebagian kalangan; sering membuahkan kebingungan kolektif, dan memunculkan kerancuan dalam mendudukkan suatu perbedaan; antara yang bersifat variatif dan kontradiktif; mana yang seharusnya dalam porsi furu’iyyat (cabang), dan mana yang usuliyyat (utama). Akhirnya, terjadi saling mengkafirkan, dan pembid’ahan sesama saudara seiman, namun “toleran” dan membela penganut aliran-aliran sesat dan agama lain. Di sinilah peran ilmu kalam dalam menanamkan prinsip wala’ wal bara’ (konsep loyalitas berbasis iman dan ilmu) dan merawat ukhuwwah Islamiyyah.
———–
“Buku ini merupakan buku bagus sebagai pengantar Ilmu Kalam, baik yang lama maupun yang baru, sehingga pembaca dapat membandingkan ilmu kalam klasik dan modern beserta tantangannya”. (Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A Rektor Universitas Darussalam Gontor)
“Di sini pembaca dapat menemukan aliran mana yang mempunyai pandangan teologis yang seimbang antara wahyu dan akal, serta tidak ekstrim kepada salah satunya”. (Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed, M.Phil; Pendiri
dan Direktur Utama INSISTS)
Incoming search terms:
- https://store insists id/mawaqif-beriman-dengan-akal-budi/