Gender merupakan satu di antara sejumlah wacana yang bisa disebut kontemporer yang cukup menyita perhatian banyak kalangan, mulai para remaja, kalangan aktivis pergerakan, akademisi dan mahasiswa, kalangan legislatif dan pemerintah, hingga para agamawan. Maksud wacana ini alah memutus ketidakadilan sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin, selanjutnya berupaya mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan pada aspek sosialnya.
Dengan masuknya wacana ini pada wilayah keislaman, maka para intelektual Muslim sudah tentu tidak dapat begitu saja memproteksi diri dengan mengabaikan pembacaan wacana ini. Meski tetap dengan pemahaman bahwa sesuai dengan sifatnya sebagai wacana, gender tetap dapat dibaca dari sudut pandang mana akan dimulai.
Tulisan ini memberikan analisis atas bangunan wacana gender dalam kerangka menentukan sikap dalam membaca dan berinteraksi dengan wacana ini.
——-
Mohammad Muslih: lahir di Pasuruan Jawa Timur, 8 Desember 1969, menyelesaikan studi S2 pada program Studi Agama dan Pemikiran slam IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini menjadi dosen filsafat di Institut Studi Islam Darussalam (ISID). Peneliti di Centre for Islamic and Occidental Studies (CIOS).