Nama besar Imam al-Ghazali begitu masyhur. baik di kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Sata-satunya ulama yang dikenal dengan gelar Hujjatul Islam dan ditetapkan sebagai pembaharu (mujaddid) abad kelima secara aklamasi. Kedalaman dan keluasan ilmunya mencakup hampir semua disiplin ilmu yang berkembang pada masanya. Al-Ghazali adalah seorang faqih, ushuli, mantiqi, mutakallim, failusuf dan juga shufi.
Dalam semua bidang itu al-Ghazali telah menulis karya-karya yang membuat para ulama dan ilmuwan sibuk mengkajinya. Sampai hari ini. pengaruh pemikirannya masih terasa di dunia Islam maupun di Barat. Baik berupa artikel, paper, tesis master dan disertasi doktor. Mulai dari pesantren tradisional, pesantren modern, sampai universitas internasional.
Sebagai tokoh besar, tentu saja pandangan seseorang tentang al-Ghazali tidak seragam. Ada yang mendukung, ada juga yang mengkritik. Dukungan dan kritikan yang muncul kadang melahirkan sikap berlebihan dari masing-masing kubu. Dari kubu yang mendukung muncul sebagian orang dengan sikap pengagungan yang berlebihan. Seakan-akan al-Ghazali bersih dari kesalahan. Padahal, tidak ada yang ma’shum selain Nabi dan Rasul. Sedangkan dari kubu yang mengkritik muncul sebagian orang yang hilang adab dalam kritikannya. Sakan-akan semua pemikiran al-Ghazali itu salah. sehingga perlu ditolak bahkan dimusnahkan. Padahal, sumbangan al-Ghazali kepada peradaban Islam sangatlah besar.
Salah satu yang mengundang perhatian ulama adalah otoritas dan kapasitas al-Ghazali dibidang ilmu Hadits. Muncul sejumlah pandangan ulama antara yang pro dan kontra tentang kedudukan Al-Ghazali dalam bidang ini. Seperti apa posisi Al-Ghazali dalam ilmu Hadits menurut pandangan ulama? Apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya komentar para ulama itu? Lalu bagaimana sikap yang adil terhadap pro-kontra yang terjadi? ltulah beberapa masalah yang akan dibahas dalam buku ini.
Incoming search terms:
- Hadits Tentang mujaddid