Tidak banyak yang menyadari, bahwa saat ini dunia Islam sedang mengalami krisis keilmuan akibat invasi epistemologi Barat yang menyebabkan terputusnya hubungan antara sains dengan Tuhan. Kritik terhadap sains sekuler Barat kemudian datang dari Frithjof Schuon, seorang Perennialis atau Tradisionalis yang kerangka berpikirnya diadopsi oleh beberapa intelektual muslim. Namun sejatinya, ada perbedaan mendasar antara epistemologi Perennialis dengan epistemologi Islam.
Buku ini menjelaskan secara detail persamaan dan perbedaan antara pemikiran epistemologi Frithjof Schuon dengan Syed Muhammad Naquib al-Attas yang mewakili intelektual Islam abad ini. Pemikiran epistemologi tokoh-tokoh tersebut diarahkan pada dua permasalahan pokok yaitu : definisi ilmu dan proses mengetahui, termasuk di dalamnya konsepsi tentang realitas dan kebenaran.
Buku ini menghasilkan beberapa implikasi penting bagi filsafat pendidikan Islam diantaranya adalah perlunya dirumuskan kembali tujuan pendidikan yang bersifat transenden dan sesuai dengan tujuan hidup manusia yaitu mengenal Allah swt dan mengetahui cara melakukan peribadatan kepada-Nya secara benar.