HARGA PRE ORDER sampai 31 Desember 2021
Hard cover 14,5 x 22 cm
467 halaman
…..
Buku ini mengajak kita untuk bersama-sama melihat dengan nalar kritis panorama dan mosaik keberagaman keyakinan, kepercayaan atau keagamaan secara faktual, di satu sisi. Dan di sisi lain, dengan nalar yang sama kita juga diajak untuk mencermati keberagaman tafsir, sikap, respons, persepsi, atau konsepsi terhadap fakta keberagaman keyakinan atau keagamaan tersebut. Jadi ada dua fakta keberagaman yang berbeda: (i) fakta keberagaman agama; dan (ii) fakta keberagaman tafsir atau respons yang cenderung menganggap sama terhadap fakta keberagaman agama itu sendiri. Yang pertama adalah “fenomena tua” (old phenomenon), setua generasi awal komunitas manusia di atas bumi, sementara yang kedua adalah “kesadaran baru” (new awareness). Jika yang pertama adalah sesuatu yang “natural” (apa adanya), maka yang kedua adalah “unnatural” “artificial”, “hypocritical” (basa-basi). Pluralisme agama menampilkan dirinya dalam baju kostum yang begitu indah menawan lengkap dengan dandanan kosmetik yang aduhai seakan-akan memancarkan dan menebar pesona humanis dan ramah terhadap semua agama yang ada, agar tidak saling klaim-kebenaran absolut. Hanya saja, secara licik dan diam-diam, klaim-kebenaran absolut ini ternyata dirampas dari semua agama untuk dimonopoli oleh dirinya sendiri. Di sinilah pluralisme agama dan tren-trennya itu secara teoretis konseptual menjadi bukan hanya problematic, tapi malah paradox dan self-defeated, baik dari perspektif filosofis apalagi dari perspektif Islamic worldview. Dan secara sosio-politis praktikal, pluralisme agama telah dan sedang menciptakan ketegangan-ketegangan dan kekerasan-kekerasan baru dan pemberangusan atau pencabulan HAM yang luar biasa dahsyat terhadap pihak-pihak yang dianggap “lain”.