Penerimaan, bahkan kampanye atas RUU P-KS tanpa disertai sikap kritis, bisa disebut sebagai tanda bahwa pemahaman kita terhadap isu feminisme, dalam bingkai konsep masih begitu minim. Sikap apresiasi berlebih, apalagi itu datang dari seorang muslimah menambah bukti bahwa feminisme tidak ditinjau dengan semangat keilmuan yang memadahi. Mungkin, sikap ini lahir dari bagaimana feminisme pada pemahaman permukaannya tampak membela perempuan; meskipun tidak jelas juga, perempuan mana yang mereka bela-bela itu.
Buku karya ini berisi pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap feminisme, di saat bersamaan menerangkan apa sebetulnya misi dan visi utama dari paham yang konon membela perempuan ini. Selain menjelaskan akar epistemologis dari feminisme, buku ini juga menghadirkan penjelasan, bagaimana Islam memandang perempuan; dalam rangka untuk menyadarkan kembali posisi laki-laki dan perempuan secara adil.